Bagaimana keadaan hari berbangkit dan gambaran kenikmatan di surga?
Tafsir Surah Yasin
Ayat 51-55
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51) قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (53) فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (54) إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55)
“Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).” (QS. Yasin: 51-55)
Penjelasan Ayat
Ketika ditiup sangkakala pada tiupan untuk membangkitkan seperti disebutkan dalam ayat 51 dari surah Yasin, maka segera orang-orang keluar dari kuburnya segera menghadap Rabbnya. Tidak ada istilah telat dalam keadaan seperti ini. Para pendusta nampak bersedih. Kerugian dan kesedihan nampak ketika itu.
Mereka ketika itu mengatakan “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?”. Tempat tidur di sini maksudnya adalah kubur. Lantas dijawab panggilan Allah, “Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)”. Maksudnya, inilah yang Allah janjikan dan Rasul katakan kepada mereka, maka hal itu benar-benar nyata terjadi.
Dibangkitkan dari kubur itu hanyalah satu teriakan saja. Tiupan itu ditiup oleh Israfil, maka hiduplah (bangkitlah) yang telah mati. Semua yang awal dan belakangan, jin dan manusia bangkit dan dihisab untuk setiap amalan mereka.
Pada hari itu, Allah tidak menzalimi sedikit pun, Allah tidak mengurangi kebaikan sedikit pun, dan tidak mungkin menambah suatu dosa pun. Yang dibalas adalah sesuai amalan masing-masing.
Tentang balasan pada hari kiamat disebutkan mengenai balasan bagi penduduk surga. Mereka sibuk dengan kenikmatan masing-masing.
Pelajaran dari Ayat
- Tiupan sangkakala yang pertama adalah seluruh makhluk dikagetkan dan dimatikan. Tiupan yang kedua seperti yang disebutkan dalam ayat yaitu seluruh makhluk dibangkitkan dari kuburnya, dengan segera menuju Rabb mereka. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 739)
- Ibnu Katsir menyatakan bahwa tiupan sangkakala itu tiga kali. Pertama adalah tiupan untuk mengagetkan atau menakuti sehingga orang-orang yang berada di pasar dan yang sedang sibuk dengan urusan dunia pada berlarian sambil meneriakkan “yaa layta, yaa layta” (andai saja, andai saja), seperti diisyaratkan dalam surah Yasin ayat 49. Kedua adalah tiupan untuk mematikan. Ketiga adalah tiupan untuk membangkitkan makhluk dari kubur seperti yang disebut dalam surah Yasin ayat 51. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:345-346)
- Ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat 52 adalah orang kafir ketika dihadapkan pada Jahannam, maka yang mereka rasakan pada siksa kubur sebelumnya hanya seperti tidur. Makanya mereka katakan, “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” (Tafsir Al-Baghawi, 23:644)
- Bangkit dari kubur hanya satu kali tiupan saja lalu bangkitlah semua makhluk ketika itu dari orang yang terdahulu dan belakangan, kemudian akan dihisab amal-amal mereka. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 739)
- Pada hari kiamat tidak mungkin ada yang dikurangi kebaikannya dan tidak mungkin lagi ditambah dosanya. Setiap orang akan dibalas sesuai dengan amal kebaikan dan kejelekan yang ia perbuat. Karenanya siapa yang mendapat kebaikan, pujilah Allah. Sebaliknya siapa yang mendapatkan kejelekan, janganlah ia salahkan kecuali dirinya sendiri. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 739)
- Yang dimaksud penghuni surga dalam keadaan sibuk, kata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, “Mereka sibuk menikmati kenikmatan yang ada di surga, sedangkan penduduk neraka sibuk dengan azab di neraka.” Ibnu Kisan mengatakan bahwa yang dimaksud adalah di surga mereka sibuk berziarah (berkunjung) satu dan lainnya. (Tafsir Al-Baghawi, 23:644).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah mereka sibuk karena berhubungan intim dengan bidadari yang masih perawan di surga. Ini adalah pendapat dari Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id Al-Musayyib, ‘Ikrimah, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Al-A’masy, Sulaiman At-Taimi, dan Al-Auza’i. Salah satu pendapat Ibnu ‘Abbas menyatakan bahwa yang dimaksud adalah penduduk surga sibuk mendengar senar alat musik (awtar) [padahal dulunya musik haram di dunia, pen.]. Al-Hasan Al-Bashri dan Isma’il bin Abi Khalid menyatakan bahwa penduduk surga sibuk dan bebas dari siksa yang didapati penduduk neraka. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:347.
Moga menjadi renungan berharga.
Referensi:
1- Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
2- Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedelapan, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
3- Tafsir Al–Baghawi.
—
Diselesaikan di Darush Sholihin Panggang Gunungkidul, sore 19 Dzulqa’dah 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com